Jenjang Kemahiran Olah Raga Menyelam di bagi atas :
a. Skin Diver
Skin Diver merupakan jenjang bagi seorang pemula yang mempunyai kemampuan atau kemahiran selam bebas, dasar-dasar P.A.P. dan penggunaan peralatan dasar selam.
b. One Star (A1)
One Star (A1) merupakan Jenjang bagi seorang penyelam yang telah mampu menyelam dilingkungan terbatas dengan kondisi perairan yang baik, jernih dan tidak terlalu dalam (maks. 30 feet) dan diawasi oleh mitra selam yang berpengalaman. Penyelaman wajib 3 x penyelaman dengan maksimum kedalaman 30 feet.
c. Two Star (A2)
Two star (2) Jenjang bagi penyelam Scuba Diver 3 yang sudah lebih berpengalaman, tenang dan secara naluriah mampu mengendalikan peralatan selamanya. Penyelaman wajib 15 x penyelaman, 5 penyelaman diantaranya kedalaman 60 feet. Penyelam yang telah lebih tinggi baik kemampuan pengalaman maupun ketrampilannya dan telah memiliki sertifikat selam Scuba Diver 2 (A3) selama minimal 1 tahun. Penyelaman wajib 25 x penyelaman, 10 diantaranya pada kedalaman 90 feet.
d. Three Star (A3)
Three star (A3) merupakan Jenjang bagi penyelam yang telah dianggap layak bertindak sebagai pemandu bawah air, dive master dan safety diver. Penyelam wajib 30 x penyelaman, 10 x diantaranya pada kedalaman 130 feet
e. Master Scuba (A4)
Master scuba (A4) merupakan Jenjang olah raga selam tertinggi yang memberikan hak pada pemegangnya untuk dapat mengikuti pendidikan instruktur selam olah raga. Penyelaman wajib 30 x penyelaman, 10 x diantaranya pada kedalaman 130 feet atau lebih, dan sekurang-kurangnya menguasai 3 macam keterampilan.
Mereka Juga Harus memiliki pengalaman :
- Sebagai Asisten instruktur
- Minimal 2 kali menulis karya tulis ilmiah aspek-aspek penyelaman
- Pernah bertindak sebagai Dive master dalam LPT
f. Instruktur
Instruktur adalah jenjang dimana penyelam mampu membimbing para penyelam pemula.
2. Uraikan Istilah-istilah dan manfaat Tabel Dekompresi?
Dekompresi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka timbul gejala yang mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala-gejala seperti mati rasa (numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia.
Saat kita menyelam, akibat terjadinya peningkatan tekanan, maka udara yang ktia hirup lebih banyak dari biasanya. Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita hirup saat menyelam adalah mayoritas Oksigen dan Nitrogen. Peningkatan oksigen yang dihirup akan berdampak positif bagi metabolisme tubuh, namun gas nitrogen tidak digunakan oleh tubuh kita. Maka akibatnya, gas Nitrogen akan terakumulasi didalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi menyelam dan kedalaman penyelaman. Dengan kata lain, semakin dalam kita menyelam, semakin lama kita menyelam, maka akumulasi nitrogen didalam tubuh penyelam akan semakin banyak.
Begitu pula saat tubuh kita mengalami kelebihan nitrogen dalam jumlah yang wajar, tubuh kita bisa me-netralisir dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat melalui proses respirasi (pernafasan). Sepanjang kita tidak menyelam terlalu lama dan tidak terlalu dalam, serta naik perlahan-lahan sehabis menyelam, maka nitrogen tersebut bukan menjadi masalah.
Hukum Fisika yang paling mendasari teori dekompresi adalah Hukum Hendry, dimana hukum tersebut menyebutkan bahwa pada sebuah bejana yang berisi air dan udara, bila tekanan udara ditingkatkan maka akan terjadi pelarutan udara kedalam zat cair tersebut proporsi seiring dengan peningkatan tekanan udara. Saat tekanan dalam bejana tersebut sudah cukup tinggi, apabila tekanan udara dikurangi secara perlahan-lahan, maka gas yang terlarut akan dibebaskan secara perlahan kembali ke udara tanpa membentuk gelembung udara. Lain halnya bila tekanan tersebut dikurangi secara cepat, maka udara yang terlarut didalam zat cair akan dibebaskan secara cepat pula, dan membentuk gelembung udara seperti air mendidih (boiling water).
Gejala-gejala dekompresi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu type pain only yang relatif lebih ringan biasanya menimbulkan rasa sakit di persendian, sakit kepala, gatal-gatal di kulit. Dekempresi yang lebih parah biasanya terjadi jika kita melanggar berat aturan durasi dan kedalaman menyelam atau naik ke permukaan dengan cepat. Dekompresi type 2 ini gejalanya bisa lebih serius meliputi kelumpuhan, kehilangan kesadaran (pingsan), mati rasa, bahkan kematian.
Mengkonsumsi alkohol, keletihan, faktor obesitas, usia, dll. dapat juga meningkatkan resiko dekompresi, namun selama aturan penyelaman pokok yang meliputi naik perlahan-lahan, batas-batas kedalaman, dan batas durasi penyelaman tidak kita langgar, maka kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2.
Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau tertunda sampai maksimal 48 jam. Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah melewati 48 jam setelah diving atau setelah naik pesawat, karena dalam waktu sekian lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat menyelam. Dekompresi bukan penyakit menular, dekompresi bukan penyakit menahun, dan teori ini tidak akan pernah berubah.
Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan dinetralisir secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung profil menyelam kita. Bila didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen, lalu kita naik pesawat terbang, maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang. Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya 18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang.
Dekompresi dapat dihindari dengan selalu menaati standard prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP) atau dive computer, anda akan mempelajari hal tersebut pada training selam anda. Naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18 meter dalam 1 menit. Semua bahaya Scuba diving dapat dihindari hanya dengan hal yang sangat mudah.
Jika dekompresi tidak dapat dihindari dan terjadi pada penyelam, berilah oksigen murni (100%) pada penyelam yang menunjukan gejala dekompresi sehabis menyelam, hubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas Hyperbarik (Recompression Chamber). Segera evakuasi korban ke fasilitas hyperbarik terdekat. Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai si korban mendapatkan terapi hiperbarik.
0 komentar: